Senin, 24 Agustus 2015

seorang anak



                                                  
                                                      SEMANGKOK  MIE

         Suatu hari, ada seorang anak yang pulang dari sekolah. Jarak antara rumahnya ke sekolah tidak terlalu jauh. Dia setiap harinya naik sepeda. Tapi, karena sepedanya sedang rusak dan sedang diperbaiki, ia terpaksa harus jalan kaki.
         Ditengah perjalanan ia bertemu dengan salah satu temannya. Ia pun mengajak anak tersebut bermain. Tanpa berfikir panjang ia menerima ajakan salah satu temannya tesebut. Setelah permainanya usai ia lantas pulang.
         Sesampainya dirumah, ia langsung diomeli sama ibunya. Karena ia tidak tau waktu. Setelah kejadian tersebut ia disuruh ganti baju. Anak tersebut pun mematuhi perintahnya.
        Sesudah anak itu ganti baju, ia lari-lari diseketar dapur. Saat sedang berlari, dia tidak sengaja menabrak ibunya. Ibunya lantas marah-marah. Setelah dimarahi habis-habisan ia pergi keluar rumah. Dia berjalan terus sambil berkata didalam hatinya bahwa ibunya tidak sayang lagi kepadanya.
        Saat berjalan, perutnya tiba-tiba berbunyi. Ia merasa kelaparan. Saat itu ia melihat seorang ibu sedang makan mie bersama anaknya. Ia melihati terus ibu itu. Tiba-tiba, ibu itu memanggilnya dan menyurunya makan bersama-sama disitu.
        Tanpa berfikir panjang anak itupun menghampirinya dan makan bersama-sama. Saat selesai makan ia berkata kepada ibu tersebut “ibu baik sekali kepadaku, tidak seperti ibuku.... dia tidak sayang lagi kepadaku. Aku selalu saja dimarahin." Dia berkata sambil mukanya cemberut.
       Ibu itupun menjawab "kamu tidak boleh berkata seperti itu. Bagaimanapun juga itukan ibumu, dia yang merawatmu dari kecil sampai kamu jadi sebesar ini. Kamu bilang ibu baik gara-gara ibu memberi kamu semangkok mie ini... kamu salah ! ibu hanya bisa memberi hari ini saja tapi ibumu... ? dia memberi makan kamu setiap hari."
       Anak itupun terdiam sambil menyesali perbuatanya. Setelah mendengarkan nasehat ibu itu ia berpamitan pulang.
       Sesampainya dirumah ia langsung mencari ibunya, kemudian dia memeluknya sambil meminta maaf karena telah membuat ibunya marah. Ibunya lalu berkata "iya ibu maafkan, tapi lain kali jangan diulangi lagi ya...!"
     "iya bu...!" ia berkata sambil menyesali perbuatanya.